Jakarta, TechFinance – Perusahaan fintech terdepan, PayGuard, baru saja menggebrak industri keuangan digital dengan meluncurkan sistem deteksi penipuan berbasis data mining dan machine learning generasi terbaru. Sistem ini diklaim mampu menganalisis lebih dari 5 juta transaksi per detik secara real-time dengan tingkat akurasi mencapai 99,9%, sebuah terobosan yang disebut-sebut sebagai lompatan besar dalam pemberantasan fraud digital.
“Kami mengintegrasikan teknik deep learning dengan algoritma anomaly detection berbasis unsupervised learning,” jelas Dr. Sarah Lim, Chief Data Scientist PayGuard, dalam konferensi pers virtual. “Sistem ini tidak hanya mendeteksi transaksi mencurigakan berdasarkan histori, tapi juga mampu memprediksi modus penipuan baru dengan menganalisis pola tersembunyi di big data.”
Data internal menunjukkan, dalam uji coba selama 3 bulan terakhir, teknologi ini berhasil:
- Mengurangi kerugian akibat penipuan sebesar 40%
- Memangkas false positive (alarm salah) hingga 75%
- Mengidentifikasi 17 pola fraud baru yang belum terdeteksi sistem tradisional
Beberapa bank besar di Asia Tenggara, termasuk Bank Neo dan DBS Digital, telah mulai mengadopsi solusi ini. “Ini game changer. Kami bisa menghemat Rp 200 miliar per tahun dari pencegahan fraud,” ungkap Direktur Risiko Bank Neo.